Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Seminar Nasional Manajemen Perpustakaan dengan Sistem Informasi di Era Digital

 

Membaca merupakan suatu kebutuhan. Salah satu fasilitas untuk mewadahi minat baca adalah perpustakaan. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.

Perpustakaan merupakan suatu tempat atau wadah untuk mencari sumber-sumber disiplin ilmu. Seiring perkembangan zaman, perpustakaan dituntut untuk berbenah diri mengikuti perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu, UNWAHA mengadakan seminar Nasional tentang Perpustakaan dengan Tema “Manajemen Perpustakaan dengan Sistem Informasi di Era Digital”. Tujuan diadakannya Semnas ini adalah untuk menyosialisasikan menajemen perpustakaan berbasis IT sehingga memudahakan dalam pengelolaan perpustakaan dan meningkatkan kenyamanan pemustaka.

Perpustakaan merupakan sarana EDUKATIF dan REKREATIF, Tutur Bapak Johan (Kepala Perpustakaan Univ Brawijaya) selaku pemateri Semnas. Walaupun menjadi sarana rekreatif, tetap tidak mengurangi fungsi utama dari perpustakaan tersebut. Perpustakaan zaman sekarang sudah mampu menciptakan dan membagikan informasi, inilah perbedaanya dengan perpustakaan zaman dahulu yang hanya menyediakan informasi untuk para pengguna perpustakaan. Tidak hanya itu, dengan semakin majunya teknologi informasi, perpustakaan pun mulai mengaplikasikan TV dan video sebagai sarana informasi, padahal dulu sarana tersebut tidak boleh diaplikasikan karena akan mengganggu pengakses perpustakaan.

Dari tahun ke tahun, perpustakaan semakin berkembang ke arah yang lebih baik dan menjadi tempat yang nyaman bagi para penggunanya, penataan manajemennya pun semakin maju dan efektif sehingga lebih maksimal dalam memberikan pelayanan. Inilah yang menjadikan perpustakaan zaman sekarang lebih efisien, berbeda dengan zaman dahulu, perpustakaan yang penataan manajemennya cenderung kurang efisien. Kemajuan zaman memang menuntut perpustakaan untuk membenahi diri agar tidak ditinggalkan masyarakat.

Perpustakaan zaman dahulu masih berkutat pada bagaimana memberi informasi kepada pengguna, hal ini membuat pengguna tidak bisa mandiri dalam mengakses informasi. Dengan stigma bahwa perpustakaan merupakan tempat yang sunyi, sepi, membosankan disertai dengan penjaga perpustakaan yang tidak ramah membuat perpustakaan zaman dahulu menjadi tempat yang enggan untuk dikunjungi. Tidak hanya itu, koleksi yang disediakan pun terbatas dan tidak semuanya bisa diakses oleh pengguna.

Akan tetapi, dengan semakin berkembangnya zaman ke arah globalisasi, perpustakaan pun turut berubah mengikuti zaman. Dengan mengetahui prinsip-prinsip kepustakawanan yang ada, seharusnya perpustakaan dapat berperan banyak dalam mengakses informasi. Inilah peran penting perpustakaan, tetapi penyebaran informasi dan berbagai pelayanan yang ada tidak akan tercapai secara maksimal apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang ada, yang berkompeten pada bidangnya.

Zaman sekarang, pustakawan dituntut untuk mengikuti perkembangan yang ada, yang mengacu pada perkembangan perpustakaan pula. Pustakawan saat ini tidak hanya bertugas untuk mencari informasi. Semakin ke sini, mereka cenderung bertugas untuk membantu para pengguna perpus dalam menelusuri informasi sehingga membuat pengakses perpustakaan lebih mandiri dalam mengakses informasi. Dalam konteks ini, pustakawan bukan berarti hanya membantu mencari, tetapi melayani apa yang dibutuhkan pengakses perpustakaan.

Perkembangan perpustakaan yang cukup pesat benar-benar memengaruhi berbagai aspek yang ada di perpustakaan, yang tentunya ke arah yang lebih positif. Pelayanan yang ada di perpustakaan saat ini tidak hanya berfokus pada buku, tetapi juga pada hiburan-hiburan seperti pemutaran film, layanan wifi, music, dan lain-lain. Tentunya, hal ini akan lebih menarik perhatian pengunjung untuk sering berkunjung ke perputakaan.

Pemateri memaparkan bahwa di dalam sebuah kelembagaan , perpustakaan harus memenuhi standar nasional. Enam standar tersebut adalah :

1. Standar koleksi perpustakaan

2. Standar Sarana dan Prasarana

3. Standar Pelayanan perpustakaan

4. Standar Tenaga Perpstakaan

5. Standar Penyelenggaraan

6. Standar Pengelolaan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan, pengelelolaan perpustakaan harus menggunakan sistem otomatis. Perpustakaan Nasional meluncurkan aplikasi otomatisasi perpustakaan “inlis LITE” yang memudahkan pengelolaan perpustakaan. Aplikasi ini memudahkan pengelola dalam memanaj perpustakaan. Pemustaka juga mendapatkan kemudahan dalam mencari buku digital, mendaftar keanggotaan perpustakaan, dan sebagai pengingat dalam meminjam buku.

Bapak Widi (Tim IT Perpustakaan UB) selaku pemateri semnas, mengemukakan bahwa kemudahan mengakses perpustakaan melalui sistem IT akan menarik minat masyarakat untuk membaca dan mengunjungi perpustakaan baik perpustakaan digital maupun konvensional. Dalam pembenahannya, perpustakaan berkembang ke arah digital, dari katalog, jurnal, sampai buku pun ada bentuk digitalnya. Akan tetapi, sampai kapan pun, peran buku tidak dapat digantikan oleh media digital.

Dengan semakin berkembangnya perpustakaan digital, para pengguna lebih dimudahkan untuk mengakses bahan pustaka karena berbagai koleksi sudah tersedia dalam bentuk digital. Namun, dengan mudahnya koleksi perpustakaan diakses dengan cara online, bukan berarti pengunjung perpustakaan menjadi malas untuk berkunjung ke perpustakaan. Karena perpustakaan zaman sekarang juga telah menyediakan alat-alat canggih untuk mengakses berbagi informasi secara online.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x