Jombang – Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (UNWAHA) Jombang menyelenggarakan Seminar Pendidikan bertajuk “Mewujudkan Guru Profesional dalam Mentransformasikan Kualitas Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045”, di Auditorium kampus, Senin (23/06/2024).
Ketua Prodi PAI, Bapak Dr. Didin Sirojudin, M.Pd.I., menyampaikan bahwa persaingan ke depan akan semakin ketat. Oleh karena itu, mahasiswa perlu meningkatkan kapasitas diri agar mampu menjadi guru yang berkualitas dan berkompeten.
“Hal tersebut berdasarkan pada empat kompetensi utama bagi guru profesional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial,” kata beliau dalam sambutannya.
Pada seminar kali ini menghadirkan dua narasumber. Pemateri pertama, Bapak Dr. Saihul Atho Alaul Huda, M.Pd.I., menyampaikan materi “Pendidik Abad 21: Menumbuhkan Literasi, Merawat Kesejahteraan Guru”.

Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa guru abad 21 harus mampu berperan sebagai fasilitator, kolaborator, dan pembangun budaya belajar yang kreatif dan inovatif. Selain itu, guru juga harus mampu menumbuhkan budaya literasi serta enam kompetensi abad 21, yaitu (6C): Character, Citizenship, Collaboration, Communication, Creativity, dan Critical Thinking.
“Untuk menumbuhkan literasi, guru harus mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan problem solving melalui pembelajaran aktif dan kolaboratif. Kemudian, mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata agar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan secara kontekstual,” imbuh beliau.
Selain itu, kesejahteraan guru juga menjadi sorotan penting. Di mana para guru perlu menjaga kesehatan fisik, mental, dan sosial serta berada dalam lingkungan kerja yang suportif agar tetap produktif dan inovatif.
Sementara itu, pemateri kedua, Ibu Hilya Ashoumi, M.Pd.I., memaparkan materi bertema “Teaching Without Burning Out: Mempersiapkan Mental Guru Zaman Now”.

Beliau menguraikan perbedaan antara stres kerja dan burnout serta strategi mengatasi kelelahan kerja yang kerap melanda para pendidik. Salah satu strategi yang ditawarkan adalah penerapan manajemen waktu dengan metode to-do list, skala prioritas, dan teknik Pomodoro.
“Tidak kalah penting juga, yaitu pengembangan diri secara berkelanjutan, kita harus membangun jaringan dukungan yang kuat, serta membiasakan refleksi dan mindfulness sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan mental,” ujar beliau.
Di akhir, beliau juga mendorong adanya kebijakan sekolah yang ramah guru, termasuk penyediaan ruang konsultasi psikologis dan dukungan pimpinan.
Red: HMP PAI
Editor: Ibrahim