Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Bakat yang Dibina Sejak MI, Ahmad Maghfuri Tembus Juara Khat Internasional

Jombang – Sejak duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI), Ahmad Maghfuri Nabilil Waro sudah menunjukkan bakat dan kecermatan dalam menggambar. Ketertarikannya pada seni visual itu terus berkembang hingga akhirnya membawanya menekuni seni khat. Dedikasi tersebut kini berbuah manis setelah ia berhasil meraih Juara 1 kategori Khat Riq’ah pada ajang internasional Musabaqoh Warotsul Ambiya yang diselenggarakan oleh Markaz Al-Qalam lil Khat Al-Arabi, Karbala, Irak.

Prestasi yang berhasil diraih oleh mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (Unwaha) ini bukan tanpa bimbingan dan kerja keras. Sejak diarahkan gurunya untuk menekuni kaligrafi sejak MI, ia terus melatih kemampuannya melalui pendidikan dan latihan rutin.

Benih Bakat yang Tumbuh Sejak Madrasah Ibtidaiyah

Maghfuri mengenang awal mula perjumpaannya dengan dunia khat. Saat teman-temannya sibuk bermain, ia asyik menggambar di buku tulis.

“Guru saya melihat saya sering menggambar. Lalu beliau menyarankan agar saya menyalurkannya ke kaligrafi. Dari situlah semuanya bermula,” tutur mahasiswa kelahiran Blitar ini.

Di MI, ia masih menggunakan pensil. Namun saat memasuki MTs dan MA, ia mulai belajar menggunakan handam (pena kaligrafi) sehingga mengubah kemampuan dasarnya menjadi lebih matang. Setiap lomba tingkat kabupaten, ia hampir selalu terlibat.

Sebelum menjadi mahasiswa Unwaha, Maghfuri menjalani dua tahun pendidikan intensif di sekolah kaligrafi. Di sana, ia bukan hanya belajar teknik, tetapi juga memahami sanad keilmuan guru yang mengakar sampai ke para maestro khat klasik. “Di sana saya belajar banyak,” lanjutnya.

Salah satu karya Ahmad Maghfuri Nabilil Waro. (Foto: Ist)

Menembus Kompetisi Tingkat Internasional

Ajang yang ia ikuti bukan kompetisi biasa. Peserta datang dari berbagai negara penghasil penulis khat terbaik dunia. Dengan penuh semangat, ia mengirimkan karya terbaiknya.

“Alhamdulillah, dari event yang diselenggarakan Irak, saya mendapat Juara 1,” katanya

Tidak ada prestasi tanpa perjuangan. Itulah yang seolah ia sampaikan saat ditanya hal dibalik raihan prestasi tersebut.

“Effort-nya besar. Latihan terus, diskusi dengan teman, lalu setoran ke guru. Setoran itu penting untuk tahu apa yang masih kurang,” jelasnya.

Mahasiswa yang juga berperan sebagai pembina sekaligus pengajar di Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM) Khattibari Unwaha ini berharap agar prestasi ini menjadi inspirasi, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga untuk mahasiswa yang ingin menekuni seni Islam klasik ini.

“Mudah-mudahan saya bisa makin rajin dan bisa menyebarkan khat di masyarakat dan di Unwaha,” pungkasnya.

Red: Ibrahim

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Berita Terbaru
Artikel Terbaru
Pengumuman Terbaru
Agenda Terbaru
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x