Kehadiran AI Bagi Industri Kreatif, Peluang atau Ancaman?
Jombang – Perkembangan teknologi saat ini bergerak begitu pesat, beragam inovasi pun banyak lahir dari buah daya kreasi manusia. Salah satunya adalah kehadiran Artifical Intellegence (AI). Singkatnya, AI merupakan sistem di bidang ilmu komputer yang dapat meniru kecerdasan manusia dalam hal pengambilan keputusan dan menganalisis informasi.
Sejak awal kemunculannya, AI telah banyak menyita perhatian masyarakat. Sebagian pihak menyambut dengan tangan terbuka atas kemudahan dan manfaat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Sebagian lagi, malah was-was dengan kehadiran AI yang dapat mengaburkan keberlangsungan sebagian profesi pekerjaan.
Salah satunya industri kreatif, banyak dari pelaku di sektor ini yang memandang AI sebagai potensi besar yang memiliki peluang keberlangsungan bisnis (suistainable business) di masa yang akan datang. Namun dari sisi pekerja, kehadiran AI merupakan suatu ancaman yang serius. Pasalnya, AI akan secara perlahan mengikis ketergantungan industri terhadap mereka.
Berdasarkan data yang dipublikasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, sektor industri kreatif mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 19,2 juta orang. Tentu angka ini memiliki kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan jumlah ini dimungkinkan akan terus meningkat di masa yang akan datang. Sebab, selama tahun 2018-2021, jumlah tenaga kerja industri kreatif cenderung mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,29 persen per tahun.
Menyikapi Kehadiran AI di Industri Kreatif
Menyikapi tren dilematis tersebut, Khotim Fadhli, M.Pd selaku dosen dan Ketua Prodi Manajemen Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (Unwaha) Jombang menuturkan pandangannya. Menurutnya, pergerakan teknologi dewasa ini acap kali menjadi daya tarik bagi para pelaku bisnis, khususnya industri kreatif.
“Era industri sekarang ini pasti memanfaatkan teknologi. Karena teknologi ini dianggap sebagai media yang memudahkan dan meringkas pekerjaan manual seseorang agar lebih mudah dan bisa beralih fokus pada bidang yang lainnya,” katanya.
Memanfaatkan teknologi seperti AI ke dalam operasional bisnis tentu dapat mengubah cara industri bekerja. Dengan demikian, hal tersebut akan berdampak pada perubahan perilaku masyarakat serta dapat meningkatkan permintan yang mengarah pada penciptaan peluang bisnis baru.
“Transformasi digital memungkinkan bisnis untuk bertahan dan menjadi lebih efektif dan efisien,” imbuhnya.
Dari hasil penelitiannya yang berjudul “The Influence of Artificial Intelligence and Content Marketing Against Purchase Interest in the Creative Industry” (baca di sini) mengungkapkan, bahwa AI berdampak terhadap suatu proses bisnis yaitu kepada minat beli konsumen.
Dengan menampilkan suatu produk di berbagai etalase market place dan media sosial, pemanfaatan AI yang diterapkan dapat membantu dalam hal penggunaan algoritma dan hastag. Sehingga hasilnya, produk yang ditampilkan dan diiklankan dapat dijangkau konsumen.
“Terlebih lagi saat ini persaingan bisnis berjalan begitu ketat. Di mana hal tersebut beririsan dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat,” ungkap Khotim.
Peluang atau Ancaman?
Keterjangkauan dan kemudahan atas kehadiran AI di industri kreatif rupanya tidak perlu diperdebatkan lagi. Menurut Kaprodi Manajemen Unwaha Jombang tersebut, dari segi kebermanfaatan AI sangat jelas dan berdampak ke arah positif terhadap industri kreatif.
“Namun kekurangannya di saat ini mungkin masih banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum bisa menggunakan, terbiasa atau siap memanfaatkan AI itu,” lanjutnya.
Artinya, peningkatan kompetensi SDM menjadi salah satu batu sandungan yang serius untuk menyikapi kehadiran AI bagi industri kreatif. Kendati demikian, kondisi tersebut dapat teratasi dengan bertahap.
Misalnya memanfaatkan lembaga-lembaga yang menyediakan sarana pelatihan dalam peningkatan skill penggunaan AI. Meskipun untuk biayanya sendiri terbilang tidak murah, sehingga kehadiran Perguruan Tinggi menjadi solusi atas kondisi ini. Menurutnya, Perguruan Tinggi menjadi salah satu lembaga yang selalu terbuka untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.
“Kondisi ini (perkembangan teknologi, red) sudah pasti tidak bisa dihindari lagi. Jadi basisnya harus adaptasi, kemudian penyiapan SDM itu harus ditingkatkan (penguatan skill kompetensi, red),” pungkasnya.
- Red : Ibrahim
- Editor : Septian Ragil
**) Ikuti konten kreatif terbaru UNWAHA Jombang di Instagram klik link ini dan jangan lupa follow.