Meneladani Rasulullah Sebagai Uswatun Hasanah
Jombang – Sebagai umat Islam sudah sepatutnya kita meneladani akhlak dan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Kehidupan dan ajaran beliau adalah sumber bimbingan dan insprirasi kita dan dikenal sebagai bentuk dari Uswatun Hasanah.
Teladan Terbaik
Direktur Islamic Center Unwaha, Dr. H. Muhammad Anshori, M.Pd.I., menyampaikan alasan mengapa Nabi Muhammad SAW memiliki gelar sebagai uswatun hasanah (teladan terbaik, red) itu sendiri. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah SWT dalam surat Al-Ahzab:21.
لقد كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجواالله واليوم الأخر وذكرالله كثير
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
“Keteladanan yang harus kita contoh dari beliau adalah akhlak-akhlaknya. Yang namanya uswah itu adalah pribadi yang mulai kecil sudah dibentuk sedemikian rupa sampai beliau dewasa semuanya terjaga,” lanjut Bapak Anshori, sapaan akrab beliau.
Hal tersebut sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat Adh-Dhuha:3
ما ودّعك ربّك وما قلى
Artinya:Tuhanmu (Nabi Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak (pula) membencimu.
“Beliau (Nabi Muhammad) walaupun sejak kecil ditinggal oleh orang tuanya, pertama oleh abahnya kemudian ibundany saat masih berumur 6 tahun. Tetapi Allah tidak membiarkan beliau begitu saja,” lanjut Bapak Anshori.
Masih dalam cerita latar belakang masa kecil Nabi Muhammad SAW. Ketika beliau lahir dan besar di lingkungan masyarakat jahiliyah.
”Pada saat semuanya, di zaman itu masyarakat menyembah berhala, kegiatan-kegiatan negatif seperti pesta-pesta. Kanjeng Nabi tidak pernah terjerumus ke lingkungan semacam itu,” katanya.
Meneladani Proses Ala Nabi Muhammad
Meskipun Nabi Muhammad SAW merupakan manusia teristimewa di hadapanNya. Beliau tetaplah menjalankan segala sesuatu dengan berbagai proses.
“Nabi tidak pernah diam, beliau selalu produktif dalam berdakwah, mendidik, dan membina umatnya sebagai uswatun hasanah,” ujar Bapak Anshori.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran Surat Adh-Dhuha:7.
ووجدك ضآلاّ فهدى
Artinya: mendapatimu sebagai seseorang yang tidak tahu (secara syariat), lalu Dia memberimu petunjuk (wahyu).
“Itulah nilai-nilai yang barangkali perlu kita pahami, tidak ada yang namanya instan dalam menggapai sesuatu,” pungkasnya.
Red: Ibrahim
Editor: Septian Ragil
great articlesitus toto Terpercaya
LinkedIn takipçi SEO optimizasyonu, web sitemizin trafiğini büyük ölçüde artırdı. http://royalelektrik.com/esenyurt-elektrikci/
https://disdikbulungan.com/