Jombang – Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Hal ini tercermin dari laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report tahun 2023 yang mengungkapkan bahwa Indonesia menduduki peringkat tiga pada the Global Islamic Economy Indicator (GIEI).
Penilaian tersebut tentu berdasarkan dari berbagai indikator dalam ekosistem perekonomian syariah di Indonesia. Seperti produktivitas makanan-minimunan dan pariwisata halal, perbankan syariah, dan sektor riil.
Menyikapi hal ini, Dosen Pascasarjana Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (Unwaha) Jombang, Dr. H. Agus Supriyogi, ST., SE. Sy., M.Si. memberikan pandangannya terkait peluang dan tantangan ekonomi syariah.
Peluang Ekonomi Syariah di Indonesia
Beliau menuturkan, potensi perekonomian syariah di Indonesia sangatlah besar. Mengingat Indonesia sendiri merupakan negara yang mayoritas penduduknya pemeluk agama Islam.
“Peluangnya sangatlah besar, kemudian yang akan digarap itu sangatlah luas karena ekonomi kita ini berbasis ekonomi mikro atau sektor riil. Justru sektor riil ini lah yang menguatkan perekonomian Indonesia,” kata beliau.
Bukan tanpa alasan, dikarenakan sektor riil dapat menjangkau kepada seluruh lapisan masyarakat. Namun sektor tersebut belum sepenuhnya ditingkatkan secara maksimal.
“Berbeda dengan negara-negara lainnya, mungkin mereka memiliki fokus dengan sektor keuangannya saja. Padahal itu bukan pondasi utama dalam meningkatkan perekonomian, justru kekuatan perekonomian negara ditopang oleh sektor riil,” imbuh beliau.
Penguatan di sektor riil menjadi kunci dalam meningkatkan pertumbahan perekonomian berbasis syariah di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat didukung oleh pemerintah dalam menunjang hal tersebut seperti layanan sertifikasi halal bagi produk yang dimiliki oleh Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
Di mana hal tersebut merupakan upaya dalam penguatan ekosistem Jaminan Produk Halal (JPH) yang menjadi salah satu unsur penting dalam ekonomi syariah.
“Sehingga masyarakat kecil semuanya akan berkarya, menghasilkan inovasi kreativitas dalam menghasilkan produk-produk lokal. Kalau produk lokal tumbuh otomatis ekonomi juga tumbuh. Pertumbuhan ini tentu juga akan berdampak pada penurunan tingkat pengangguaran, bahkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru,” terang Dosen Pascasarjana itu.
Tantangan Ekonomi Syariah di Indonesia
Selain peluang, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia bukan tanpa tantangan. Bapak Agus, sapaan akrabnya juga memberikan pandangan mengenai tantangan perekonomian syariah.
“Kalau secara praktik, kita ambil contohnya di lembaga keuangan syariah. Mereka kan berfokus pada produk-produk keuangan berbasis syariah, namun itu belum masif diketahui oleh masyarakat,” terang alumnus Unair Surabaya tersebut.
Keterjangkauan informasi mengenai produk-produk syariah merupakan suatu tantangan tersendiri bagi perkembangan ekonomi syariah.
“Sehingga ketika suatu lembaga keuangan syariah ini menawarkan produk harus dengan skema yang mudah dan tidak memberatkan. Jangan sampai nanti malah lebih sulit (dijangkau, red) dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional, sehingga kemudian masyarakat tidak tertarik akhirnya akan stagnan dan tidak tumbuh,” tutur Dosen Pascasarjana tersebut.
Tantangan selanjutnya adalah menjaga kepercayaan atau legitimasi bagi para pemangku kepentingan. Di mana hal tersebut suatu modal bagi lembaga keuangan syariah untuk keberlanjutan di masa yang akan datang.
“Sama seperti beberapa waktu yang lalu terjadi antara BSI (Bank Syariah Indonesia) dan nasabahnya itu. Seharusnya BSI harus memberikan prioritas kepada merak, dikarenakan aset-asetnya sangat lah besar, padahal itu bisa menjadi suatu penggerak perekonomian di level bawah yang terkadang kurang dicermati,” kata beliau.
“Bahwa apa yang membuat mereka kecewa sehingga menarik asetnya, itu yang menjadi kekurangan dari BSI sendiri. Sehingga hal ini menjadi evaluasi nantinya bagi lembaga-lembaga keuangan syariah, khususnya BSI,” pungkasnya.
Dengan potensi dan tantangan tersebut, beliau berharap agar ekonomi syariah di Indonesia tetap terus tumbuh dan diminati oleh masyarakat. Baik di sektor keuangan, maupun sektor riil.
Red: Ibrahim
Editor: Septian Ragil