Jombang – Hari Bumi selalu diperingati setiap tanggal 22 April, peringatan ini sebagai wujud untuk meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap lingkungan. Setiap tahunnya peringatan Hari Bumi dirayakan dengan tema yang berbeda, sesuai dengan pokok permasalahan lingkungan terkini dan ancaman bagi Bumi di masa yang akan datang.
Dilansir dari laman Earth Day, Hari Bumi 2024 memiliki tema “Planet vs Plastik”. Tema ini menjadi seruan sekaligus kampanye atas produksi dan penggunaan plastik sekali pakai. Selain mengancam kerusakan Bumi, limbah plastik juga dapat mengancam kondisi kesehatan manusia. Menyikapi hal ini, Dosen sekaligus Dekan Fakultas Pertanian, Ambar Susanti, S.P., M.P memberikan pandangannya perihal refleksi peringatan Hari Bumi.
Kerakusan Manusia Vs Kerusakan Iklim
Kondisi perubahan yang begitu pesat dan perkembangan penduduk kian meningkat berdampak terhadap tingkat penggunaan sumber daya alam. Kondisi ini terlihat di berbagai sektor, tingkat konsumsi manusia semakin tinggi seiring dengan kebutuhan yang kian meningkat.
“Perkembangan penduduk juga berpengaruh terhadap kebutuhan masyarakat saat ini, terlebih lagi gaya hidup saat ini yang bermacam-macam jenisnya. Sehingga kita perlu untuk meningkatkan upaya dalam mengelola sumber daya alam,” kata dosen yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan itu.
Akibatnya, perilaku masyarakat yang seperti itu dapat berpengaruh terhadap kerusakan iklim. Ambar sapaan akrabnya, menjelaskan jika kerusakan iklim memiliki dampak yang sangat seirus. Pasalnya, Bumi memiliki sistemnya sendiri dan jika di suatu area terdapat kerusakan maka akan berdampak terhadap area lainnya.
Ancaman nyata saat ini adalah bencana terjadi di mana-mana akibat kerusakan tersebut. Seperti bencana hidrometeorologi, kebakaran hutan, kekeringan, kelangkaan air dan semacamnya.
“Kondisi ini merupakan konsekuensi nyata, karena isu perubahan iklim sudah terprediksi satu dekade sebelumnya, tepatnya sekitar tahun 2010. Prediksinya yaitu dunia akan menghadapi kondisi kenaikan suhu sekitar 4 derajat celcius, kenaikan suhu ini adalah bagian kecil dampak kerusakan iklim. Dampak secara luas yaitu pada kerusakan ekosistem,” tutur Dekan Fakultas Pertanian ini.
Menjaga Bumi Mulai Dari Diri Sendiri
Ambar juga mengatakan, dalam melestarikan ekosistem di Bumi bukan tanggung jawab satu pihak saja, melainkan merupakan tanggung jawab bersama sebagai manusia.
”Perihal menjaga lingkungan ini perlu peran dari semua stakeholder. Menjaga Bumi tidak hanya tanggung jawab satu dua generasi saja, tapi semuanya. Terutama bagi para generasi muda, yang dimana nantinya mereka akan menghadapi dampak lingkungan yang lebih besar lagi dibandingkan dengan sekarang,” ucapnya.
Terakhir, beliau berharap melalui peringatan Hari Bumi ini ada kesadaran bagi masing-masing pribadi untuk sadar terhadap lingkungan.
“Untuk menjaga bumi tidak perlu tindakan yang muluk-muluk, bisa dengan hal-hal kecil tadi. Khususnya kegiatan penghijauan kembali juga perlu dilakukan untuk keberlanjutan lingkungan,” pungkasnya.
- Red : Ibrahim
- Editor : Septian Ragil
**) Ikuti konten kreatif terbaru Unwaha Jombang di Instagram klik link ini dan jangan lupa follow.