Opening Ceremony Disnatalis UNWAHA ke-3
Gambar. Pelepasan Balon pada acara Pembukaan Disnatalis UNWAHA ke-3 pada 13 Oktober 2016
Peringatan hari lahir (dies natalis) dalam sejumlah besar budaya dianggap sebagai peristiwa penting yang menandai awal perjalanan kehidupan. Karena itu, biasanya peringatan tersebut dirayakan dengan penuh syukur dan kebahagiaan. Bertambahnya usia selalu dibarengi dengan pengharapan akan makin bertambahnya kedewasaan. Tidak hanya bagi manusia, pertambahan usia bagi organisasi pun selalu dikaitkan dengan tingkat kedewasaan. Apalagi bagi sebuah perguruan tinggi yang memiliki fungsi utama melahirkan para ilmuwan yang berkualitas.
Bagi Universitas KH. A Wahab Hasbullah, dies natalis punya makna penting yang bukan hanya sebagai penanda bertambahnya usia, tapi juga penanda tingkat kedewasaan dalam berkarya. Persaingan dalam penyediaan jasa pendidikan tinggi mengharuskan Unwaha untuk melakukan berbagai perubahan internal agar tetap eksis. Apalagi, berbagai standar internasional telah ditetapkan sebagai aturan main untuk memperketat persaingan di kalangan penyedia jasa pendidikan tinggi. Untuk bisa meraih peringkat tinggi dalam persaingan tersebut, Unwaha harus bisa berinovasi, mengubah aturan main yang membelenggu kreativitas civitas academica, bahkan merombak total budaya organisasi yang menghambat proses adaptasi tersebut
Dies natalis seharusnya menjadi momentum untuk menguatkan komitmen akan perubahan demi kemajuan. Perlu ada penegasan tentang upaya-upaya yang harus dilakukan sebagai bagian dari resolusi ulang tahun. Tidak ada salahnya merayakan dies natalis dengan kegiatan-kegiatan hiburan bila ini bagian dari upaya membangun budaya organisasi baru, menghilangkan sekat-sekat antargenerasi, membangun sportivitas, dan seterusnya. Apalagi bila kegiatan itu berkontribusi positif untuk revitalisasi budaya Islam sebagai ciri khas Unwaha. Demikian pula, tidak ada larangan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan serius berkarakter ilmiah untuk mempromosikan hasil karya para civitas akademika Unwaha yang membanggakan. Semua kegiatan itu adalah bagian dari ucapan syukur atas pencapaian yang telah diraih.
Tapi, apakah semua rangkaian kegiatan diesnatalis itu mampu membangkitkan kebanggaan sebagai warga Unwaha? Semangat sebagai suatu kolektivitas inilah yang seharusnya menjadi inti dari peringatan dies natalis sebagai sebuah momentum untuk mengaktualisasikan semangat awal berdirinya Unwaha. Unwaha dibentuk bukan cuma untuk menjadi sebuah universitas biasa. Nilai-nilai nasionalisme dan religius ala Unwaha inilah yang harusnya ditradisikan dalam dies natalis. Sesuai dengan Visi UNWAHA menjadi universitas yang Berwawasan Global dan Berkarakter Islami.
Tema dies Unwaha 2009 “Menghimpun Langkah Konkret Mahasiswa untuk Perdsatuan Bangsa”, harus menjadi spirit dan salah satu values baru bagi civitas academica di dalam melakukan pengabdiannya pada Negara Indonesia. Unwaha hadir ditengah-tengah bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di dunia, bertumbuh kembang dengan landasan nilai-nilai nasionalisme dan religius Islam.
Rangkaian Acara Dies Natalis Unwaha diawalai dengan acara Opening Ceremony. Pelepasan Balon menjadi symbol bahwa Unwaha akan menjulang tingi tanpa batas seperti balon yang terbang tinggi di angkasa. Semangat untuk memupuk persatuan bangsa selalu di gaungkan di Unwaha. Lagu yang selalu tak pernah ketinggalan dalam setiap acara ceremonial Unwaha adalah Mars Syubbanul Wathon karya KH. A. Wahab Hasbullah . Mars ini sebagai semangat untuk terus meningkatkan rasa Cinta Tanah Air.