Rektor Unwaha Raih Penghargaan dari Menteri Pertanian
Jombang, NU Online
Sejumlah tokoh yang memiliki dedikasi dan kerja nyata mendukung program regenerasi petani di Indonesia mendapatkan penghargaan dari Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Award 2018. Salah satunya yaitu Rektor Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur Anton Muhibuddin.
Penghargaan ini diberikan kepada tokoh yang dinilai mendorong agar pemuda kembali mencintai profesi bertani dan menjadi aktor utama korporasi petani. Tokoh lain yang menerima penghargaan ini yaitu Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor dan H Irwan Prayitno atau Gubernur Sumatera Barat.
“Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah atas penghargaan ini. Semuanya karena kehendak Allah SWT. Saya hanya berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Berbagi dengan masyarakat dengan ilmu yang ada agar petani bisa mandiri dan mengoptimalkan potensi alam dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada,” katanya, Jumat (17/11).
Wakil Presiden Asosiasi Ahli Mikroba Dunia ini diberikan penghargaan karena dinilai berkontribusi mewujudkan kemandirian petani muda di daerahnya. Anton berhasil mengubah paradigma kaum muda tentang sampah dan mendorong kemandirian pupuk oleh kelompok muda di setiap desa. Dengan memanfaatkan potensi sampah organik. Berbagai hasil penemuannya banyak didedikasikan agar kaum muda sejahtera dengan melayani petani di lingkungannya.
Program Gempita adalah usaha dari pemerintah untuk melahirkan petani muda dengan jumlah ratusan ribu sebagai jawaban pemerintah mengatasi krisis petani.
“Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Banjar Baru. Setahu saya kandidat yang diseleksi ada ratusan orang, terdiri dari tokoh masyarakat yang aktif dalam memperjuangkan pertanian, pimpinan daerah termasuk beberapa gubernur dan bupati serta pimpinan perguruan tinggi dan komponen masyarakat lainnya,” beber Anton.
Ia melanjutkan, tantangan yang dihadapi masing-masing tokoh untuk mendorong regenerasi petani dan membangun korporasi petani, walaupun peran yang berbeda, tetap sama beratnya. Sehingga niat untuk mensejahterakan pemuda melalui sektor pertanian, konsistensi melaksanakan dan hasil nyata butuh perjuangan ekstra.
Ia juga menyebutkan semoga penghargaan ini jadi pelecut dirinya dan mahasiswa khususnya di Unwaha semangat mengabdikan diri. Sehingga di masa depan profesi petani tidak lagi dipandang sebelah mata.
“Hadiah tertinggi bagi saya adalah peningkatan etos kerja petani dan perubahan paradigma berpikir tentang alam di sekitar kita termasuk keberadaan sampah, serta meningkatnya kesejahteraan petani terutama generasi muda,” tandas alumni Universitas Brawijaya Malang ini. (Syarif Abdurrahman/Abdullah Alawi)