Jombang – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) bukan hanya peringatan seremonial saja, melainkan momentum penting untuk merenungkan kembali arah dan cita-cita pendidikan nasional. Hardiknas tahun ini mengusung tema besar, yaitu “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua“.
Berdasarkan pernyataan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI, Prof. Brian Yuliarto mengatakan, pemerintah telah menaruh atensi penuh terhadap sektor pendidikan. Bukan hanya sekedar retorika semata, tetapi diwujudkan dalam kebijakan nyata yang relevan dan tepat sasaran.
“Kami terus bekerja untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan profesionalisme guru dan dosen, agar pendidikan Indonesia benar-benar mampu bersaing di tingkat global,” seru Brian, dalam pidatonya di upacara peringatan Hardiknas 2025.
Dari Kesejahteraan Dosen PTS hingga Mahasiswa Bijak Berteknologi
Menanggapi pernyataan tersebut, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (UNWAHA) Jombang, M. Farid Nasrulloh, S.Pd.Si., M.Pd., menyambut baik komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi nasional.
Namun, beliau juga mengingatkan bahwa atensi pemerintah perlu menyentuh semua lapisan, termasuk dosen-dosen di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang hingga kini masih menghadapi tantangan kesejahteraan dan akses terhadap program peningkatan kualifikasi.
“Kami mendukung penuh langkah-langkah pemerintah, namun pelaksanaannya harus merata. Banyak dosen PTS yang belum tersentuh program pengembangan kompetensi maupun jaminan sosial dasar ,” ujarnya.
Beliau juga menyatakan bahwa kondisi seperti ini merupakan bentuk keprihatinan tersendiri, di mana dosen di lingkungan PTS masih banyak yang belum menikmati kesejahteraan layak.
Di sisi lain, perkembangan teknologi menjadi tantangan dan peluang tersendiri, terutama bagi mahasiswa. Kecanggihan Artifical Intelligence (AI) yang kini semakin mudah diakses harus dijadikan alat bantu, bukan jalan pintas.
“Mahasiswa perlu bersikap bijak dalam menggunakan AI. Gunakan sebagai alat untuk belajar, bukan sebagai pengganti proses belajar. Generasi emas Indonesia harus dibentuk dari karakter yang kuat dan semangat belajar yang tinggi,” pesan Bapak Farid sapaan akrab beliau.
Beliau juga menambahkan, Hardiknas tahun ini menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Dari pemerintah, dosen, hingga mahasiswa, semua memiliki peran untuk memastikan bahwa cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa benar-benar terwujud.
Red: Ibrahim