Masyarakat desa Genenganjasem dikenal karena budidaya jamur tiram putih, baik yang masih berbentuk baglog ataupun jamur yang sudah siap diolah. Baglog adalah media tanam bagi jamur yang digunakan sebagai bahan produksi jamur. Istilah baglog sendiri terdiri dari dua kata, yaitu bag yang berarti kantung dan log yang berarti kayu gelondongan. Hal ini dikarenakan bentuk baglog yang silinder, mirip kayu gelondongan yang disimpan dalam kantung.
Pada umumnya, masyarakat Genenganjasem menjual baglog dan jamur mentah di pasar atau dikirim ke daerah-daerah sekitar. Kisaran harga baglog yang mereka jual adalah 2.500/biji, sementara harga jamur mentah sekitar 15.000/kg.
Para mahasiswa UNWAHA yang ditugaskan disana mencari peluang dari jamur tiram putih yang mudah didapat dan dengan harga terjangkau karena langsung mengambil dari produsen. Bahan mentah tersebut kemudian mereka olah menjadi nugget dan es krim, sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi.
Resep pembuatan nugget jamur berasal dari para mahasiswa sendiri. Mereka melakukan beberapa kali percobaan hingga ditemukan resep yang sesuai. Harga yang diberikan untuk nugget jamur adalah 5.000/kotak. Dalam satu kotak, berisi 8 potong nugget. Tidak disangka, respon positif pun mereka terima dari berbagai pihak. Tidak hanya itu, nugget jamur juga menuai banyak pesanan.
Es krim jamur yang digagas oleh para mahasiswa, sebagian besar masih menggunakan tepung es krim instan dibandingkan tepung jamur. Hal ini bukan karena ketidakmampuan mereka dalam menghasilkan tepung jamur. Keterbatasan alat dalam membuat tepung jamur menjadi kendala. Sementara jika menggunakan cara konvensional, memakan banyak waktu.
Meskipun demikian, masyarakat sangat antusias terhadap inovasi yang dilakukan oleh para mahasiswa UNWAHA. Mereka bahkan terkejut mengetahui bahwa jamur yang biasanya hanya digunakan sebagai lauk, bisa diolah menjadi es krim yang bernilai jual jauh lebih tinggi. Terbukti dengan harga 3.500/cup, es krim jamur tetap menjadi primadona.
Kemampuan para mahasiswa dalam mengolah jamur tidak hanya dimanfaatkan untuk mereka sendiri. Para mahasiswa juga memberdayakan masyarakat dengan mengadakan pelatihan. Pelatihan ini bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan jamur menjadi bermacam produk olahan. Dengan demikian, kesejahteraan mereka semakin meningkat.
Harapan lainnya untuk para mahasiswa, mereka dapat mengembangkan kemampuan yang telah dimiliki dan terus berinovasi. Keterbatasan alat yang selama ini menjadi kendala, diharapkan segera mendapatkan solusi.