Jombang – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Desa Tanggap Bencana (KKN-PPM DESTANA) tahun 2024 menggelar pameran produk di Gedung F, Kamis (19/9/2024).
Acara yang dikemas dalam Gebyar Penutupan KKN-PPM DESTANA 2024 ini menampilkan produk dan jasa yang dipamerkan kepada seluruh civitas akademika Unwaha. Kegiatan ini merupakan puncak dari pelaksanaan KKN yang berlangsung selama satu bulan di desa-desa Kecamatan Kudu dan Kecamatan Ngusikan.
Direktur LPPM Unwaha Jombang, Dr. Zulfikar, S.P., M.Si. mengatakan, kegiatan ini mengusung tema ” Pemberdayaan Produktivitas Masyarakat Mandiri Tanggap Bencana”. Di mana tujuannya yaitu untuk menumbuhkan motivasi kepada para mahasiswa dalam berwirausaha dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
“Ketika para mahasiswa ini nantinya lulus, mereka telah mendapatkan bekal. Artinya bisa mencari peluang dan potensi di tempat mereka, sehingga mereka sudah siap terjun dan bergabung dengan masyarakat,” kata beliau.
Beliau juga berharap, program-program yang telah dilaksanakan selama satu bulan di desa-desa dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positf untuk pembangunan. Seperti yang diketahui, terdapat lima kategori bidang yang menjadi fokus dalam pelaksanaan program KKN-PPM DESTANA 2024. Yaitu, bidang keagamaan, pendidikan, ekonomi, teknik informasi dan pertanian.
“Ini menjadi suatu tugas bagi kampus dalam rangka menindaklanjuti hasil kegiatan KKN. Kita juga sudah merencanakan nantinya ada desa binaan, hal ini menjadi keberlanjutan untuk seluruh program pengabdian baik itu bagi mahasiswa maupun dosen Unwaha,” imbuhnya.
Dalam pameran ini, seluruh kelompok KKN-PPM DESTANA menampilkan produk unggulannya di stand masing-masing. Kemeriahan tampak ketika seluruh peserta tumplek blek dengan semangat di lorong Gedung F Unwaha.
Seperti yang terlihat di stand Kelompok 8, di mana para mahasiswa menampilkan produk unggulan dan inovasi program KKN. Beberapa produk tersebut di antaranya media pembelajaran, Pestisida, dan produk UMKM.
Salah satu mahasiswa, Sayidah Ainur Rofiqoh mengungkapkan, bahwa seluruh produk yang diinisiasi oleh kelompoknya tersebut di sambut baik oleh masyarakat. “Alhamdulillah masyarakat juga antusias, salah satunya produk kami yaitu pestisida yang terbuat dari limbah tembakau. Mereka sangat menerima dengan adanya produk ini, karena bahan bakunya tersedia sangat banyak dan dapat dimanfaatkan kembali,” ungkapnya.
Hal serupa juga tampak pada Kelompok 16, yang menampilkan produk unggulan dari masin-masing bidang. Seperti budidaya menanam dengan metode hidroponik (pertanian), buku panduan perawatan jenazah (keagamaan), alat peraga pembelajaran (pendidikan), branding produk UMKM (ekonomi), dan manajemen absensi digital berbasi QR Code (teknik informasi).
Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu peserta KKN Kelompok 16, Khusnul Abidah Ilmi, di mana kelompoknya juga memiliki program unggulan yang berkaitan pada mitigasi bencana alam.
“Program unggulan kami yaitu produksi pupuk yang terbuat dari enceng gondok. Enceng gondok di desa KKN kami lumayan menjadi gulma dan lumayan banyak. Sehingga kami manfaatkan juga sebagai solusi dalam menanggulangi adanya bencana,” kata mahasiswa Prodi PAI tersebut.
Berdasarkan pengakuannya, masyarakat menyambut antusias terhadap program unggulan Kelompok 16 tersebut. Di mana hal tersebut sangat berdampak terhadap lingkungan sekitar.
“Masyarakat sangat antusias, karena dengan kehadiran kami sedikit memberi solusi atas masalah yang terjadi. Meskipun kami masih dalam skala kecil, tetapi dengan inisiasi ini para masyarakat sudah mulai menerapkannya sendiri,” tuturnya.
Red: Ibrahim
Editor: Septian Ragil