Tentu regulasi pendidikan yang hingga saat ini masih menuai perdebatan adalah adanya aturan 5 hari kerja dan full day untuk siswa sekolah menengah. Hal ini memang menimbulkan berbagai pertimbangan tidak hanya bagi para siswa dan orang tua tetapi juga semua staff dan elemen di sekolah. Sehingga memang perlu adanya evaluasi yang tepat terkait efektifitas regulasi diterapkan di berbagai tingkat pendidikan.
Implementasi Peraturan 5 Hari Kerja
Pada dasarnya pihak pemerintah tentunya sudah melakukan beragam pertimbangan untuk akhirnya memutuskan untuk mengambil regulasi 5 hari kerja ini. Jadi pihak sekolah memang tinggal mengikuti aturan yang berlaku dan telah ditentukan. Dalam penerapan sebuah kebijakan tentu saja ada beragam faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari implementasi kebijakan tersebut.
Sebuah kebijakan tentu tidak akan bisa berjalan sendirian karena diperlukan dukungan dari berbagai faktor lainnya yang juga saling menguntungkan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi implementasi kebijakan adalah sebagai berikut:
- Rumusan atau kalimat yang digunakan dalam kebijakan tersebut apakah memang sudah tepat atau belum pada sasaran serta jelas tujuannya. Kemudahan kebijakan untuk dipahami oleh berbagai pihak tentu menjadi salah satu faktor yang penting untuk dipertimbangkan.
- Personil pelaksana harus memiliki komitmen, pengalaman, motivasi dan kerjasama yang baik untuk bisa melaksanakan kebijakan yang telah ditentukan. Dengan begitu akan lebih mudah mencapai tingkat keberhasilan implementasi kebijakan yang diharapkan.
- Jaringan sistem, model distribusi pekerjaan serta peraturan organisasi harus jelas sampai ke metode monitoring yang digunakan untuk melakukan evaluasi program. Sistem yang jelas dan teratur tentu akan mendukung secara optimal berbagai kebijakan yang dilaksanakan dengan dukungan semua elemen yang ada di sekolah.
Ketiga faktor tersebut harus dipertimbangkan dengan baik serta dilakukan secara optimal agar dapat memberikan efek yang tepat dan optimal. Setiap target yang telah ditentukan untuk implementasi kebijakan harus bisa diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Dengan begitu tingkat keberhasilan kebijakan di sekolah ini bisa mencapai titik optimal sesuai dengan harapan awal pemberian kebijakan.
Selain beberapa faktor tersebut ternyata ada dukungan lain yang penting untuk dipertimbangkan yaitu kondisi ekonomi, sosial dan politik, adanya komunikasi antar organisasi dan pelaksana, sumber daya kebijakan serta standar dan tujuan kebijakan. Faktor pendukung tersebut akan membantu untuk memaksimalkan pelaksanaan menjadi lebih terorganisasi secara optimal. Pihak sekolah juga akan lebih mudah untuk melakukan penerapan serta pengawasannya.
Persepsi Warga Sekolah Terkait Regulasi
Persepsi yang dimiliki oleh siswa, guru dan karyawan tentunya berbeda menurut pertimbangan masing-masing dalam menjalankan kebijakan 5 hari kerja di sekolah ini. Tentunya kesiapan dan bagaimana persepsi yang dimiliki oleh setiap warna sekolah sangatlah penting untuk bisa meminimalisasi adanya berbagai kendala yang mungkin terjadi selama proses implementasi kebijakan 5 hari kerja ini.
Berikut beberapa persepsi yang dimiliki oleh setiap warga sekolah terkait regulasi yang sudah berjalan ini berdasarkan sebuah penelitian:
- Dari pihak guru secara dari segi pengetahuan, sikap dan perasaan masuk ke dalam kategori tidak setuju. Tentunya dengan pertimbangan sebagai seorang guru ada berbagai tekanan atau tuntutan yang harus diselesaikan dengan adanya regulasi ini.
- Persepsi dari pihak siswa pada dasarnya secara pengetahuan setuju dengan regulasi ini, namun sikap dan perasaannya tidak setuju. Regulasi 5 hari kerja ini memang memberikan waktu libur lebih panjang di akhir pekan tetapi mengharuskan mereka untuk memiliki waktu belajar lebih lama di hari biasa.
- Menurut persepsi karyawan juga masuk ke kategori tidak setuju baik dari segi sikap, perasaan, pengetahuan maupun jam kerjanya. Bantuan dari setiap karyawan di sekolah memang menjadi pendukung untuk bisa memaksimalkan optimalnya pencapaian tujuan regulasi yang harus diikuti oleh pihak sekolah tentunya.
Adanya persepsi dari setiap warga sekolah tersebut tentunya perlu untuk dipertimbangkan dengan baik. Meskipun memang ada persepsi tidak setuju dengan adanya regulasi 5 hari kerja ini namun ternyata hal tersebut tidak mempengaruhi pelaksanaannya meskipun memang belum sempurna. Hal ini harus diperbaiki secara optimal agar tujuan dari regulasi ini bisa dicapai sesuai harapan sebelumnya.
Memang diperlukan aturan dan organisasi yang tepat untuk bisa membagi tugas dengan baik, apalagi jam kerja di hari biasa akan bertambah. Maka adanya tuntutan lebih untuk setiap warga sekolah harus diatur sebaik mungkin agar semua pihak merasakan keuntungan bukan tekanan yang semakin menumpuk dengan adanya regulasi ini. Penting bagi pihak sekolah untuk mengatur dan merencanakan segalanya secara detail.
Hubungan Regulasi Pendidikan dan Hasil Belajar
Adanya kebijakan dari pihak pemerintah untuk bidang pendidikan tentu memiliki kaitan yang besar dengan bagaimana hasil belajar para siswa. Setiap siswa apalagi anak sekolah menengah tentunya membutuhkan waktu untuk belajar lebih banyak hal tidak hanya secara akademik. Optimalnya hasil belajar dari para siswa dalam mengikuti program belajar dari pemerintah akan sangat berkaitan dengan motivasi belajarnya.
Sebuah kebijakan dibuat untuk memiliki tujuan, aspel legal dan konsep operasional yang jelas. Tentunya regulasi ini dibuat oleh orang yang berwenang dan bisa dievaluasi dengan baik untuk melihat bagaimana hasil implementasinya. Kebijakan memiliki fungsi yang sangat penting dalam perkembangan dunia pendidikan karena tentunya bagaimana sistem belajar yang didapatkan seorang siswa juga berkaitan dengan kebijakan yang harus diikuti.
Setiap kebijakan yang telah dibuat tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun dalam hal ini, kebijakan 5 hari kerja ternyata sedikit memberikan tekanan untuk beberapa pihak. Selain jam kerja yang bertambah di hari biasa tentu saja ada perasaan lelah untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai peraturan tersebut. Tentu saja setiap sekolah harus mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan.
Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia tentu tidak bisa hanya dibebankan pada siswa dan warga sekolah lainnya tetapi juga dukungan penuh dari orang tua siswa. Tingkat profesionalisme guru dalam memberikan pengajaran dan membentuk nilai karakter pada masing-masing siswa tentu menjadi hal yang juga penting untuk dipertimbangkan agar hasil belajar siswa bisa dicapai secara optimal, begitu juga dengan tujuan dibuatnya kebijakan ini.