Sulawesi Selatan – Pondok Pesantren As’adiyah Wajo menjadi tuan rumah penyelenggaraan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional 2025, Kamis (2/10/2025). Kegiatan prestisius tingkat internasional ini diikuti oleh 798 peserta untuk seluruh cabang perlombaan.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (Unwaha), Dr. M. Wafiyul Ahdi, S.H., M.Pd.I, menjadi salah satu Dewan Hakim pada cabang Hifdzil Mutun Kitab Alfiyah Ibnu Malik tingkat Ulya. Beliau menjadi bagian dari jajaran dewan hakim bersama Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Prof. Muhammad Ishom, serta Direktur Pascasarjana IAI Situbondo, Dr. H. Imam Nakhei.

Dr. Wafiyul Ahdi menyampaikan bahwa pelaksanaan MQK ini merupakan langkah strategis dalam menjaga tradisi intelektual pesantren. “Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional pertama ini menjadi momentum untuk merawat tradisi kajian turats di pesantren, sekaligus memberikan semangat kepada para santri agar terus mengkaji karya para ulama terdahulu,” ujar beliau.
Dalam cabang lomba ini diikuti oleh 58 peserta dari seluruh daerah Indonesia. Seperti yang diketahui, MQK Internasional 2025 menghadirkan para santri terbaik dari seluruh Indonesia, bahkan dari beberapa negara ASEAN, seperti Thailand.

Lebih lanjut, Wakil Rektor Kemahasiswaan tersebut menegaskan, MQK tidak hanya berorientasi pada kompetisi, tetapi juga menjadi sarana untuk meneguhkan identitas pesantren sebagai pusat pengembangan ilmu-ilmu Islam klasik yang relevan dengan tantangan zaman modern.

Sebelumnya, pada Rabu (1/10/2025), Dr. Wafiyul Ahdi resmi dilantik sebagai Dewan Hakim MQK oleh Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar, bersama 89 tokoh lainnya dari berbagai perguruan tinggi dan pesantren di Indonesia.

Dalam sambutannya pada pelantikan tersebut, Menteri Agama RI menegaskan pentingnya peran MQK dalam menjaga warisan keilmuan Islam. “MQK tidak hanya menjadi ajang adu kecerdasan santri, tetapi juga menjadi wadah penting untuk melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam kitab kuning,” ujar Prof. Nasaruddin Umar.
Red: Ibrahim